Bumantara Bersajak
Hai! Aku Bumantara.
Berjalan dengan banyaknya kata yang terpenjara dalam kepala, dan hidup dengan kesendirian membuat diriku lebih memilih merealisasikan semua itu dalam coretan-coretan puitis.
Dan, buatku puisi bukan hanya sekedar kata namun pelukan teruntuk para manusia. Dengan itu, aku ingin memberi pelukan lewat kata yang ku harap mampu memeluk kalianš¤
__________________
• Redup Tanpa Ucapan Salam
Saklar menghembuskan nafasnya
Malam datang tanpa sinar sang rembulan
Rona sang senja t'lah meninggalkan cakrawala
Aku membaca sebuah coretan puisi
Sang penyair selalu berkata
"Malam ku tak pernah suram"
Merasa kata itu sangat sulit ku ucap
Ku pikir kembali, malam tak pernah mencekam
Jika pukul sembilan malam itu di hapuskan
Hidangan tak ku habiskan
Demi menjadi mata-mata dadakan
Ia datang dengan bualannya
Dan aku harus mendengar celotehan insan lainnya
Lilin itu redup tanpa ada ucapan salam
Malam itu semakin kelam
Ku dengar sawala semakin hebat
Dan saat itu aku berpikir kembali
Malam tak pernah suram
Jika pukul tiga di hapuskan
Lembayung itu tampak jelas
Sampai arunika t'lah menampakkan wujudnya
Di bawanya pergi
Agar aku hanya bisa beranggap
Jika suram tak pernah ada.
•Membersamai Luka yang Diramu Oleh Kepala
Dalam ragu ku terus termenung
Dengan terbalut harapan dan tanya
Dengan riang tanpa rute yang banyak
Adakah rute salah yang t'lah ku lewati?
Ingin terbang dan menari bebas di bumantara-Nya
Mengelabui segala cara
Agar tetesan itu tak pernah orang lihat tuk jatuh
Agar lemah itu tak dilihat
Mereka kira mencapai asa tak ada campur peluhku?
Kesempatan ku buka lebar untukmu
Lagi-lagi kau tak tahu diri
Kau tutup langkahku
Berdiri membersamai luka yang diramu oleh kepala
Sedikit jenaka ingin ku rengkuh
Berkelana teguh menerka riang sesungguhnya
Tak sudi ku cemburu
Tak sudi ku iri
Namun lisanku tak bisa berbohong
Ingin berteriak kencang
Bahwa aku ingin seperti mereka
Terjatuh ku terima kembali
Hanya menunggu hari keputusan
Memberi selamat yang tak ada pada dirinya
Dan rela tak semudah yang kau ucap.
•Dongeng yang terpecahkan
Menyisir helaian rambut
Dengan menghadap sebuah cermin
Melihat seorang pembohong mahir
Kisah indahnya bahkan di iri kan
Semua kalangan
Suatu malam yang gelap
Membuat segala dongeng terpecahkan
Berlari tanpa alas
Memahami makna yang terjadi setiap ketukannya
Gelap harap kalahkan
Cahaya yang berusaha hadir
Diam bersedu
Kapan tangis terbalas tawa?
Riuh yang tak pernah ku harapkan
Kerap kali saat menjadi pahlawan
Berhenti berkhayal
Menyadari hidup
___________________
Tak hanya puisi, aku pun menyukai prosa. Jikalau ingin melihat tulisan lainku, kalian bisa mengunjungi Instagram @bumantara_sajak Terus tunggu pelukan dariku lewat segala puisi ku ya!
Komentar
Posting Komentar